Jumat, 06 Januari 2017

Tips & Trik Ujian Skripsi

*dari berbagai sumber & telah diuji coba berdasarkan pengalaman


a)Belajar yg benar, kuasain skripsi (waktu itu butuh 2 minggu-an buat kuasain materi)
b)Berdoa
c)Jaga kesehatan
d)Jangan tegang
e)Jumlah pemirsa jangan banyak-banyak (makin banyak pemirsa, sepertinya dosen penguji jadi makin arogan& sangar)
f)Duduk manis
g)Senyum-sapa-salam (tentunya dengan hormat& sopan yg mendalam)
h)Pura-pura tegang (padahal sebenarnya tidak tegang, cuma biar dosennya agak iba dikit) pengalaman dari teman-teman (cewek)  sih dilakuin  jurus jitu sampai nangis-nangis saat dosen penguji mulai membantai  mereka, waduhh..ada-ada ja yah hehe.. tapi aku gak yah??
i)Jangan nyolot/nantang, sering-seringlah kasih smile supaya aga luluh
j)Beri umpan supaya dosen kepancing buat bertanya materi yang anda kuasai
k)Jangan sekali-kali menyebut istilah yang tidak anda kuasai, bisa jadi boomerang bagi anda, nantinya penguji bertanya sampai keakar-akarnya.
l)Tarik napas dalam-dalam & elus dada begitu berhasil menjawab (pura-pura lega sekaligus tegang menghadapi next question, walah!)
m)Ucapkan terimakasih & salamin satu persatu begitu selesai sidang (mungkin bisa nambah poin kesopanan gitu)
n)Tunjukkan kebahagiaan& keharuan yang amat sangat karen berhasil mlewati “meja hijau”
o)Seharusnya jawab semua pertanyaan penguji walau salah. Daripada anda diam saja (jadi terlihat anda tidak menguasai materi / otak anda kosong).
p)Jujur, katakan tidak bisa, jangan sok tahu
q)Latihan dulu sama dosen pembimbing kita
r)Percaya diri dengan diri kita sendiri
s)Bilang terus terang anda tidak tahu, atau kalau anda mengira pertanyaan penguji sedikit diluar konteks skripsi anda, bilang anda juga tidak membahas masalah itu, oleh karena di skripsi ada yg namanya “ruang lingkup pembahasan”
t)Kalo anda buat skripsi dan memang baca banyak referensi waktu menyusun skripsi, santai aja. Jangan kebanyakan belajar sebelum hari-H, soalnya beberapa jam sebelum sidang bakal terasa gimana tegangnya,,, hahahah kemeja sampai basah kuyup walau di ruangan ber-ac.
u)Santai saja bos, jarang-jarang yang sidang disuruh mengulang, asal anda terlihat agak sedikit serius pasti lulus, yang namanya dibantai terima aja, pengalaman, jadi ada cerita nantinya.
v)Kalau bisa harus tetap jawab, salah juga bisa juga menjadi bahan penilaian, kalau anda diam ya nilai yudisiumnya kecil.
1)Salah satu poin penting dari sidang adalah presentasi! Siapkan presentasi anda sebaik mungkin. Waktu presentasi hanya 15-30 menit, oleh karena itu harus latihan dulu. Latihan presentasi di ruangan besar dan kalau bisa di hadapan orang-orang. Cocokkan apa yang dibicarakan dengan slide dan nada berbicara jangan datar dan membosankan. Jangan gugup dan jangan melucu juga.
2)Jangan terlalu technical. Anggaplah kita sedang menawarkan suatu produk bisnis pada para calon client dan mereka tidak tahu apa-apa tentang apa yang kita tawarkan. Jangan memberi slide terlalu banyak tentang hal-hal technical yang cuma kalian yang ngerti. Misalnya kalau tentang database, sampai memberikan slide berisi daftar class hingga 4 class, dibacakan pula, itu membosankan sekali. Buatlah presentasi anda menekankan pada poin-poin berikut. Apa saja masalah yang ada selama ini, solusi apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut, mengapa penelitian anda di skripsi ini merupakan solusi yang sangat baik dan satu-satunya cara terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Jelaskan bahwa mengapa program anda benar-benar dibutuhkan. Kalau pada presentasi anda sudah terlalu teknis dan isinya rumus-rumus angka semua, dan dosen penguji sudah bosan, nilai presentasi anda sudah berkurang. Sadarlah bahwa anda membuat skripsi tersebut selama 1 semester, oleh karena itu anda mengerti semua hal-hal teknis yang anda buat. Tapi dosen penguji bisa jadi hanya membaca skripsi anda beberapa jam sebelumnya. Bukan berarti sama sekali tidak ada bagian teknis yang dijelaskan lho. Maksudnya jelaskannya jangan terlalu rumit. Buatlah sebisa mungkin jadi mudah dimengerti.
3)Kalau ada revisi pada halaman tertentu, berikanlah sebelum presentasi. Dengan demikian dosen akan melihat terlebih dahulu dan mempelajarinya sebelum mulai sesi tanya jawab.
4)Sewaktu tanya jawab, jangan gugup. Wajah jangan tegang. Dosen akan menanyakan apa yang anda tulis di buku skripsi anda.
5)Jawablah semua pertanyaan dengan jawaban (maksudnya, jangan diam). Jangan bilang gak tahu juga. Jelaskan saja apa yang anda tahu dan mengapa anda menulis demikian. Kalau anda terbukti salah, jangan langsung bilang, “ya saya salah”. Cobalah jelaskan sebisanya mengapa anda berkesimpulan seperti itu. Tapi jangan ngotot benar juga kalau memang salah. Katakan saja hal ini akan direvisi nanti. Terima kasih atas masukannya (setelah sidang, apabila lulus, tetap akan ada revisi buku skripsi).
6)Ketika tanya jawab, jawaban anda juga gak boleh ngambang. Semuanya harus berdasar. Semua yang anda tulis di buku skripsi harus berdasar semua. Kalau anda menulis suatu statement, berikanlah referensi bahwa statement tersebut diambil dari buku ini halaman segini. Kalau berdasar pada pendapat pribadi anda, tuliskanlah hasil penelitian anda, mengapa anda bisa berpendapat demikian. Sehingga kalau ditanya dosen, anda bisa jawab, statement anda diambil dari buku ini halaman segini. Atau anda bisa bilang, “bapak bisa buka buku skripsi saya halaman 345, di situ ada penelitian saya yang hasilnya demikian demikian blablabla”. Penguji paling senang kalau semua jawaban anda berdasar.
7)Jangan menjelaskan terlalu pendek ketika tanya jawab. Jelaskanlah apa yang ditanyakan sebisa anda.
8)Kalau bisa demo, demokanlah hasil penelitian anda pada dosen untuk lebih memberikan gambaran pada dosen penguji, apa yang anda buat. Sadarlah lagi bahwa anda membuat skripsi ini selama 1 semester, sedangkan dosen hanya melihat skripsi anda beberapa jam saja, jadi bisa saja mereka menangkap hal yang berbeda jika anda hanya memberi penjelasan.
9)Sopanlah sejak mulai presentasi hingga tanya jawab. Gunakan bahasa2 yang formal. Ucapkan salam pada awal presentasi dengan menyebutkan nama-nama dosen penguji kalau bisa.
10)Jangan malu-malu mengatakan kalau skripsi anda masih belum sempurna. Di bagian saran, beritahukanlah kekurangan dari skripsi anda dan apa yang diperlukan untuk pengembangan lebih lanjut untuk penelitian berikutnya.
11)Jangan lupake wc dulu sebelum sidang. Bisa berabe kalau pengen ke wc sewaktu sidang.
12)Berpenampilan rapi dan tunjukkan bahwa anda sudah siap menjalani sidang. Jangan ada yang ketinggalan ini itu dan lupa ini itu.
13)Lanjut lagi ya..
14)Ketahui terlebih dahulu kira-kira siapa dosen penguji anda dan bisa tahu kebiasaan dan kesukaan dosen penguji, itu akan cukup membantu anda (contoh, kalau tahu dapat dosen penguji yang agak ‘gila hormat’, maka kalau menjawab agak ‘merendah’ sambil ‘menyanjung’ kepintaran dosen itu, misalnya)
15)Anda tidak bisa menjawab karena apa dulu? Kalau karena pertanyaannya tidak jelas, mungkin bisa minta dosennya menjelaskan apa maksudnya, tidak usah malu-malu. Kalau memang tidak tahu, nah ini agak masalah. Coba jawab sebisanya, dengan catatan jangan ngawur tapi sebisanya sesuai dengan pengetahuan yang ada, ingat, dosen itu kalau tanya 60-80% itu mau ngetes mental kita, jadi biasanya sudah tahu jawabannya. Kalau dijawab ngawur, wah bisa tambah beringas pertanyaanya semakin memojokkan kita.
16)Bukan super serius juga bukan super konyol, hehehe. Intinya: Tampilkan wajah yang penuh percaya diri tapi tidak arogan. Jadi wajah yang: saya siap, silahkan tanya apa saja, hehehe. Ingat, 1 menit pertama mulai masuk ruangan sampai pertama keluar suara anda, itulah yang paling menentukan, karena pada saat itu sang dosen akan ‘menilai’ anda, apa anda siap atau tidak. Jika masuk udah langkah kaku keringatan, terus ucapan pertama gemetaran sama oktaf naik satu tingkat, wah langsung diterkam tuh!
17)Ini juga saya setuju dengan rekan-rekan yang lain. Intinya, kalau tesis itu anda buat sendiri mulai awal hingga akhir, sebenarnya anda tidak perlu kebut semalam lagi, anda sudah siap! Tinggal siapkan mental anda dan bangun kembali rasa percaya diri anda, jangan kuatir, pasti anda bias melewatinya.
18)Secara umum, tunjukkan sikap tidak menggurui, kita berasumsi bahwa mereka sudah tahu, jadi tidak perlu dijelaskan secara terlalu detil, cukup intinya aja.
19)Jangan menggunakan kata-kata yang menyerang, seperti “masa bapak kayak gini aja ga tau?” eh, jangan salah, kata-kata sejenis kalau kita terjebak sering tidak sadar keluar lho!
20)Kuasai benar bidang skripsi kita, sebelum ujian, bayangkan kira-kira celah-celah mana yang mungkin lemah di konsep kita. Cari dulu jawabannya, biar pas ditanyakan sudah tahu jawabannya.
21)Jawab dengan kepala dingin, jangan emosi, walaupun dosen memojokkan kita! Yakinlah bahwa semakin memojokkan sesungguhnya dosen itu sayang sama kita, karena ingin kita benar-benar tahu apa yang kita teliti. Emosi bisa mengganggu aliran neurotransmitter di otak (ini hasil penelitian lho), jadi pikiran kita tidak bekerja maksimal.

Tips Sidang Skripsi atau Thesis

 *dari berbagai sumber & berdasarkan pengalaman

I. Pertanyaan di Sidang Skripsi/Thesis
1. Apa saja hasil temuan dari penelitian Anda?
2. Apa hambatan Anda dalam melakukan penelitian ini?
3. Apakah Anda mengumpulkan data sesuai dengan prosedur?
4. Apakah Anda menganalisis data sesuai dengan prosedur?
5. Apa metode penelitian Anda?
6. Apa teknik penelitian Anda?
7. Apa pendekatan penelitian Anda?
8. Apa kesimpulan dari penelitian Anda?
9. Apakah kesimpulan tersebut sudah menjawab permasalahan skripsi Anda?
10. Butuh waktu berapa lama Anda menyiapkan skripsi/thesis ini?
11. Apakah Anda sudah benar-benar mengikuti arahan dosen pembimbing Anda?
12.Apa hasil signifikan dari penelitian Anda?
13. Apa manfaat bagi mahasiswa dari hasil penelitian Anda ini?
14. Apa manfaat bagi pembaca umum dari hasil penelitian Anda ini?
15. Jika Anda menggunakan instrument penelitian, bagaimana Anda mengukur validitasnya?
16. Apakah penelitian Anda benar-benar didukung teori?
17. Ada berapa variable penelitian Anda? Sebutkan!
18. Mengapa Anda memilih subjek ini sebagai penelitian Anda?
19. Apa yang Anda bisa tarik kesimpulan dari hasil temuan riset Anda?

1. Apa yang melatar belakangi penelitian saudara?, lalu, masalahnya apa? Berikan contoh!!
2. Mengapa memilih variabel x untuk mengukur variabel y?
3. Teori siapa(grand theory) yang anda gunakan untuk menyusun skala (mengapa menggunakan teori tersebut?
4. Jelaskan dinamika psikologis hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung
5. Apa bunyi hipotesis anda dan apa fungsi hipotesis dalam penelitian anda?
6. Siapa subjek anda? Mengapa mengambil subjek tersebut? Berapa jumlah populasi? Berapa jumlah sampel?
7. Apa teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan subjek/sampel? Alasan apa menggunakan teknik tersebut?
8. Apa yang dimaksud validitas dan reliabilitas? Bagaimana cara mengukurnya?
9. Apa teknik analisis data yang digunakan? Alasan apa menggunakan teknik tersebut
10.jelaskan proses penelitian saudara secara detil
11.bagaimana hasil2 penelitian saudara? Jelaskan dengan nilai-nilai yang diperoleh
12. Apa kelebihan dan kekurangan penelitian anda.

1. Apa alasan pemilihan judul? Alasan pemilihan judul harus dijawab dengan dua pendekatan, yaitu dari segi teori yang mendukungnya dan prakteknya dalam kehidupan nyata.
2. Metode apa yang digunakan dalam penelitian?Metode penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang bersifat untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.Metode penelitian asosiatif/hubungan, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode ini berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/peristiwa (Sugiyono, 2001:10-11).
3. Apa itu variabel?Variabel adalah konsep. Hal yang ingin diteliti kebenarannya, bisa berupa peristiwa/kasus maupun teori-teori pokok dalam sebuah disiplin ilmu.
Variabel umumnya dibagi dua:
(1) variabel bebas (variabel X) adalah variabel yang mempengaruhi,
(2) variabel terikat (variabel Y) adalah variabel yang dipengaruhi.
4. Apa itu populasi dan sampel?Populasi adalah kumpulan data yang ingin diteliti dan masih bersifat luas. Contoh: populasi dari biaya promosi adalah seluruh biaya promosi sejak awal berdiri perusahaan sampai sekarang; atau populasi dari karyawan adalah seluruh karyawan yang terdapat dalam sebuah perusahaan. Sedangkan sampel adalah data-data yang diambil yang dapat mewakili populasi dan cakupannya lebih sempit karena adanya pembatasan. Contoh: sampel dari biaya personal selling adalah dibatasi hanya pada laporan keuangan tentang biaya personal selling dari tahun 2004-2006; atau sampel karyawan dibatasi pada karyawan pada sebuah divisi saja.
5. Apa itu random sampel?Random sampel adalah sebuah teknik pengambilan sampel dengan acak dari populasi yang bersifat luas/banyak.
6. Teknik pengambilan data apa yang dipakai?Bisa berbentuk random sampel seperti dijelaskan di atas, bisa juga berupa sampel jenuh, yaitu mengambil sampel keseluruhan dari jumlah populasi. Sampel jenuh biasanya digunakan untuk populasi yang relatif kecil.
7. Teknik analisis data apa yang dipakai?
a. Teknik analisis koefesien korelasi (r), digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan antara kedua variabel.
b. Teknik Uji Koefesien Determinasi (KD), digunakan untuk mengetahui persentase hubungan antara variabel X dan Y.
c. Teknik Uji keberartian Koefesien Korelasi (Uji t), digunakan untuk mengetahui keberartian r (uji korelasi) dan untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah diajukan.
d. Uji Regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel X dan Y.
e. Uji Linieritas (UJI F) digunakan untuk menguji hasil model persamaan yang telah diuji oleh Uji regresi.
f. Perbedaan Uji t dan Uji F adalah, Uji t digunakan untuk menguji hasil korelasi, sedangkan Uji F digunakan untuk menguji hasil regresi. Atau bisa juga berarti, Uji t adalah untuk menguji hipotesis yang parsial dan Uji F untuk menguji hipotesis yang bersifat simultan (bersama- sama).
g. Dari segi jenis data, termasuk ke dalam jenis penelitian apa yang dipakai? Jika datanya adalah laporan keuangan yang bersifat data angka, maka termasuk ke dalam penelitian “kuantitatif”. Namun jika data yang digunakan adalah bersifat abstrak (perilaku, perasaan, budaya, dsb) maka termasuk ke dalam penelitian “kualitatif”. Dan jika data diambil dari data yang abstrak dan kemudian diolah dengan statistik, maka termasuk ke dalam penelitian “gabungan antara data kuantitatif dan kualitatif.” Pengertian jenis data pun bisa didekati dengan jenis data sekunder dan primer. Sekunder adalah data yang telah tersedia, sedangkan primer belum tersedia seperti kuesioner. Jenis data yang lain adalah data interval, ordinal dan nominal.
8. Apa alasan Anda menjadikan PT/Instansi. ………….sebagai obyek penelitian?Dikarenakan dari hasil pengamatan, PT/Instansi ………diperkirakan dapat mewakili masalah pokok dalam penelitian ini, dan dapat mewakili perusahaan lain yang sejenis.
9. Apa itu ibid.? Ibid adalah kutipan dari buku yang sama dari kutipan sebelumnya,
10. Apa itu Op.Cit? adalah kutipan dari buku yang telah dikutip dari penulis yang sama, yang sudah diselingi oleh buku yang lain.
11. Apa itu H0? Adalah hipotesis negatif, yang menduga tidak ada pengaruh/hubungan. Lawan H0 adalah H1 atau Ha.
12. Apakah pertanyaan penelitian Anda itu memang penting.
13. Apakah penelitian Anda (cara Anda menjawab pertanyaan tersebut) itu logis dan dapat diterima.  
14. Pertanyaan penelitian apakah yang ingin Anda jawab dalam penelitian ini?  (Ini adalah inti dari penelitian Anda.  Segala susah payah yang Anda lakukan dalam penelitian ini sebenarnya hanyalah untuk menjawab pertanyaan ini.)  Biasanya penguji mencari jawaban pertanyaan ini dalam bagian ’rumusan masalah’ atau ’pertanyaan penelitian’.
15. Mengapa pertanyaan seperti itu penting sekali untuk dijawab?  Apa manfaatnya? Apakah belum ada orang lain yang menjawabnya?   (Kalau pertanyaan itu tidak penting, kurang bermanfaat, atau sudah pernah dijawab orang lain, untuk apa bersusah payah menjawabnya?)  Biasanya, penguji mencari jawaban pertanyaan ini dalam bagian ’latar belakang penelitian’.
16. Bagaimana cara Anda menjawabnya?  Ini menyangkut metodologi penelitian Anda. Dalam hal ini, masalah validitas dan reliabilitas data menjadi amat penting karena data yang tidak valid tidak akan dapat memberikan hasil penelitian yang valid, meskipun mungkin teknik analisanya valid.  Dan, hasil penelitian yang tidak valid itu tidak ada gunanya.  Untuk menjawab pertanyaan nomor 3 ini, biasanya diajukan pertanyaan yang lebih rinci sebagai berikut:
17. Data (informasi, keterangan, fakta) apakah yang Anda perlukan untuk menjawab pertanyaan tersebut?
18. Apakah data tersebut memang cocok untuk menjawab pertanyaan tersebut?
19. Dari mana Anda memperoleh data tersebut?
20. Apakah sumber data tersebut (orang, buku, dokumen, lokasi, dsb.) valid dan dapat dipercaya (reliabel) sebagai sumber data?
21. Bagaimana Anda menjamin validitas dan reliabilitas sumber data tersebut?
22. Bagaimana cara Anda memperoleh data tersebut?
23. Alat apa yang Anda gunakan?
24. Apakah alat tersebut valid dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data?
25. Bagaimana Anda membuktikan validitas dan reliabilitas data tersebut?
26. Bagaimana cara Anda menganalisa data yang telah Anda kumpulkan itu?
27. Apakah cara analisa Anda itu valid dan reliabel sebagai prosedur analisa?
28. Bagaimana Anda membuktikan bahwa cara analisa Anda tersebut valid dan reliabel?
29. Apa hasil penelitian Anda?
30. Jawaban apakah yang Anda temukan atas pertanyaan penelitian Anda?
31. Apakah jawaban itu sesuai dengan hasil analisa Anda atas data yang Anda peroleh?
32. Apakah hasil penelitian (jawaban tersebut) sesuai dengan teori yang berkembang di bidang ilmu tersebut?
33. Kalau hasil penelitian Anda tersebut berbeda dari teori umum di bidang ilmu tersebut, bagaimana penjelasan Anda?
34. Apa dampak (implikasi) hasil penelitian Anda terhadap pengetahuan manusia yang sudah ada saat ini atau pada praktek yang dilakukan masyarakat?

Yang juga perlu Anda ingat adalah bahwa yang disebut skripsi itu adalah apa yang Anda tulis, bukan apa yang Anda jelaskan dalam ujian skripsi.  Pembaca harus dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas secara memuaskan dalam skripsi Anda.  Jangan berfikiran untuk menulis skripsi asal jadi (tidak jelas) dan akan menjelaskan secara gamblang dalam ujian.  Di samping waktu ujian skripsi itu terbatas sehingga Anda tidak akan mungkin menjelaskan semuanya, skripsi Anda itu akan diletakkan di perpustakaan untuk dibaca oleh semua orang yang berminta.  Skripsi yang tidak logis dan memingungkan akan merusak reputasi Anda sebagai sarjana dan juga merusak reputasi perguruan tinggi yang telah meluluskan Anda dengan skripsi semacam itu.
Oleh karena itu, tulislah skripsi sejelas dan selogis mungkin.  Gunakan bahasa Indosnesia yang baku, baik, benar, dan sederhana.  Jangan menggunakan bahasa yang berbelit-belit, dialek daerah (kecuali memang diperlukan dan Anda tandai),   Pembaca, dan juga penguji skripsi Anda, mengandalkan pengetahuan mereka tentang masalah itu berdasakan apa yang Anda tulis dalam skripsi Anda.  Kalau skripsi itu telah  Anda tulis dengan jelas dan logis, maka pertanyaan-pertanyaan mereka biasanya akan mencerminkan rasa ingin tahu mereka lebih jauh tentang hal itu.  Akan tetapi, kalau skripsi itu tidak Anda sajikan dengan jelas (mungkin karena bahasa Anda yang tidak jelas maksudnya), maka pertanyaan-pertanyaan mereka biasanya akan mencerminkan kebingungan mereka memahami apa yang Anda tulis dalam skripsi itu.

II. Trik Lancar Sidang Skripsi
Lima menit
Cukup lama juga (20 tahun) penulis mengamati ekspresi mahasiswa(i) Pra Sidang Ekspresi, wajahnya nampak tegang, rasa takut dan canggung. Penulis ingin menyatakan bahwa pemandangan itu adalah sangat umum, tiada yang aneh di sana. Bahwa detik-detik jelang sidang skripsi, itu memang bagian dari tahapan ujian skripsi. Bagi yang Insya Allah akan Sidang Skripsi, Anda wajib melewati fase psikologik itu. Tak sempurna agenda ujian skripsi Anda tanpa di-precede oleh tekanan-tekanan kecil nan ringan itu. Lewati saja, karena toh hanya berlangsung lima menitan. Duduk saja dengan posisi yang wajar, tangan di atas meja seperti pada gambar yang penulis tautkan di artikel edukasi ini.
Jangan kenali dosen, tetapi kenali keilmuannya
Lazimnya, setiap penguji memiliki gaya umum dan gaya khusus. Gaya umum itu ketika bertanya di luar dari konten hasil penelitian. Itu trik mencairkan ketegangan Anda. Ciri khususnya adalah mengajukan poin pertanyaan terstruktur. Penguji seperti ini memang sudah ready untuk mengetes kompetensi Anda hubungannya dengan hasil riset Anda. Penguji serupa ini dipastikan -bila jujur- akan bertanya sekitar keilmuannya, daya jelajah wawasanya akan sebuah tema penelitian. Tipe dosen penguji semacam ini, aktif memburu jawaban-jawaban Anda, mem-probing respon sikap ilmiah Anda. Dosen ini memberi nilai obyektif, jadi jangan takut. Nilai Anda akan tinggi bila jawaban Anda mendekati kemauan ilmu, bukan kemauan dosen yang bersangkutan.
Simulasi
Bila ujian skripsi itu, diibaratkan pertandingan, maka Anda tak boleh anggap remeh. Sekali lagi, jangan angap remeh! Selanjutnya, penulis tawarkan trik bernama simulasi. Dua hari sebelum Anda ujian, undang teman baik Anda, teman berbagi selama ini, sahabat (mungkin?) istilahnya. Lalu, cari tempat yang tak bising. Prakondisikan tempat itu menyerupai ruangan sidang skripsi. Bagilah skripsi itu kepada sahabat-sahabat Anda. Atau, bisa juga materi skripsi Anda, di-copy-paste via flash disk. Setiap teman Anda bisa membukanya di laptop masing-masing. Dibutuhkan 'sandiwara serius' dalam simulasi ini, ini sidang skripsi mini. Karena teman yang baik selalu ingin melihat Anda sukses dalam segala perkara.

Ajak teman-temanmu itu untuk membedah skripsimu semampu-mampunya. Berikutnya, ajak teman-temanmu sebagai 'penguji', mereka satu per satu mengajukan pertanyaan serius kepada Anda, dan Andapun wajib serius menjawabnya. Jangan pernah hadirkan lelucon di ajang simulasi ini!
Fasilitasi teman-temanmu itu dengan 'daftar nilai', di sana ada penilaian tentang penampilan fisikal, kemampuan berkomunikasi, sikap ilmiah, rujukan kepustakaan (referensi), metode penelitian dan lain-lain.
Saat ujian
Salami satu persatu dosen penguji Anda sebelum ujian, walau ini tak wajib, namun 'perlakuan' ini menunjukkan bahwa Anda itu humanis, dan siap diuji.  Saat menjawab pertanyaan dosen penguji, jangan terlalu banyak gerakan tangan sebab penguji kesulitan menyimak ucapan-ucapan Anda. Bila jawaban Anda terasa belum cukup, Anda boleh mohon izin untuk melengkapi jawaban-jawaban Anda. Kemudian, bila ada pertanyaan yang tak mampu dijawab, katakanlah PAS. Itu lebih mulia, lebih terhormat ketimbang memaksa diri menjawab sesuatu yang memang di luar kendali pengetahuan Anda. Dosen penguji yang bersikap ilmiah, pun menghormati keputusan Anda berkata PAS.
Berikutnya, harus berani memohon diulangi pertanyaan penguji yang belum mengerti, itu sah dalam sidang skripsi. Andapun dibolehkan tersenyum sekali-sekali usai menjawab pertanyaan sebagai signal bahwa Anda menikmati ujian itu. Dan, buatlah para penguji sumringah, puas dan bangga akan penguasaan materi, interaksi dan respon elegan dari Anda. Mereka pasti bangga karena Anda adalah hasil didikan mereka^^

Kamis, 05 Januari 2017

Model Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis DAP & MI

A.Pendahuluan
Pada bagian ini dikemukakan deskripsi hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan secara kolaborasi dengan guru TK. Dengan mengacu pada hasil kajian literatur terutama yang berkaitan dengan pendekatan DAP dan teori MI, maka dikembangkan program pembelajaran dengan mengembangkan tema “tanaman padi”. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas anak selama pembelajaran, tampak anak-anak TK sangat enjoy dalam setiap pusat kegiatan. Dengan adanya beragam pusat kegiatan anak-anak mempunyai pilihan, walaupun dari hasil pengamatan pada umumnya anak-anak bersemangat untuk mengikuti setiap pusat kegiatan. Yang sangat menarik dalam penelitian ini, di antaranya peneliti dapat membuat anak-anak TK begitu antusias dalam melakukan kegiatan pada setiap pusat kegiatan. Mereka pada umumnya mampu secara baik dalam menyelesaikan setiap kegiatan, dan imajinasi mereka berkembang.
Hal tersebut, membuktikan apa yang dikemukakan dalam pendekatan DAP dan teori MI, jika mereka diberikan stimuli yang relevan mereka dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan. Ini membuktikan sebagaimana dikemukakan Gardner bahwa tidak ada anak yang bodoh, tetapi banyak anak yang mempunyai kekuatan kecerdasan yang beragam, seperti anak itu tampak memiliki kekuatan dalam kecerdasan linguistic juga logika matematika, dan kinestetik sementara yang lainnya memiliki kekuatan kecerdasan dalam variasi yang berbeda. Artinya profil kecerdasan setiap anak berbeda satu sama yang lainnya.
Kesimpulan penelitian ini, menggambarkan bahwa pendekatan DAP secara efektif sangat kondusif untuk menstimuli potensi kecerdasan anak TK. Implikasinya, guru harus secara kreatif dalam menciptakan setting kelas, dan kreatif dalam memilih beragam kegiatan yang sesuai dengan minat pada umumnya anak. Untuk lebih jelasnya, bagaimana penerapan pendekatan DAP dalam upaya menstimuli potensi kecerdasan anak, dikemukakan pada bagian berikut ini.

B.Despripsi Pembelajaran
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, berikut ini dikemukakan deskripsi tahapan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada pendekatan dan dan teori MI. Lengkapnya sebagaimana tampak pada table berikut ini.
Tabel 1 : Aktivitas guru dan anak dalam pembelajaran
Tahap Kegiatan
Aktivitas Guru dan Anak
1. 07.00-08.00
Setting lingkungan (Kegiatan pra pembelajaran)
Guru menciptakan 6 pusat kegiatan untuk menstimuli potensi kecerdasan anak, dengan memberikan beberapa alternatif pilihan, yaitu:
a. Pusat kegiatan bahasa
b. Pusat kegiatan logika-matematika
c. Pusat kegiatan musical
d. Pusat kegiatan spasial
e. Pusat kegiatan kinestetik
f. Pusat kegiatan natural.
Setiap pusat kegiatan disiapkan alat-alat dan sumber belajar yang menantang anak untuk melakukan aktivitas bermain.
Isi setiapa pusat kegiatan disesuaikan dengan tema dan sub tema.
Catatan: untuk pengembangan potensi kecerdasan intrapersonal dan interpersonal terdapat dalam setiap pusat kegiatan di atas.

2. 08.00-08.30
Kegiatan Pendahuluan
(Morning Time)
Kegiatan pendahuluan: guru dan anak berada dalam kondisi lingkaran. Guru menyapa anak-anak, berdoa, bercakap-cakap pengalaman anak, tema dan sub tema, tujuan yang akan dicapai. Guru juga memperkenakan pusat kegiatan yang sudah disiapkan, dan kegiatan yang dapat dilakukan anak-anak.
3. 08.30-10.00
Kegiatan Inti
(Choice Time)
Anak berada di pusat kegiatan sesuai pilihannya dan setelah selesai di pusat kegiatan yang satu bergerak pada pusat kegiatan yang lainnya, seperti dari pusat kegiatan bahasa-pusat kegiatan matematika -  spasial – musik – kinestetik – natural.
Sementara guru menemani anak-anak bermain sambil mengamati dan mengevaluasi perkembangan potensi MI anak dengan menggunakan lembar pengamatan. Sesekali guru bertanya, bercakap-cakap, dengan anak dan membantu anak manakala  ada yang  membutuhkannya.
4. 10.00-10.30
Istirahat (Snacks)
Anak-anak berada di snack center, pada pusat kegiatan ini anak istirahat sambil makan makanan bekal dari rumah masing-masing. Pada saat ini anak belajar  mengaktualisasaikan seluruh potensi kecerdasannya, seperti kecerdasan personal (intrapersonal, interpersonal).
5. 10.30-11.00
Kegiatan akhir
Kegiatan refleksi: guru dan anak bercakap-cakap, tentang kegiatan yang menyenangkan dan yang kurang menyenangkan atau sulit dilakukan anak-anak.
Penilaian: guru meminta anak untuk menunjukkan dan menjelaskan proyek/produk kegiatannya dan guru memberikan komentar positif. Guru memberikan catatan pada hasil karya anak, dan memajangkan hasil karya masing-masing di tempat yang telah disediakan.
Kegiatan diakhiri dengan doa sebelum pulang.
Tahap Kegiatan Aktivitas Guru dan Anak
1.07.00-08.00
Setting lingkungan (Kegiatan pra pembelajaran) Guru menciptakan 6 pusat kegiatan untuk menstimuli potensi kecerdasan anak, dengan memberikan beberapa alternatif pilihan, yaitu:
a.Pusat kegiatan bahasa
b.Pusat kegiatan logika-matematika
c.Pusat kegiatan musical
d.Pusat kegiatan spasial
e.Pusat kegiatan kinestetik
f.Pusat kegiatan natural.
Setiap pusat kegiatan disiapkan alat-alat dan sumber belajar yang menantang anak untuk melakukan aktivitas bermain.
Isi setiapa pusat kegiatan disesuaikan dengan tema dan sub tema.
Catatan: untuk pengembangan potensi kecerdasan intrapersonal dan interpersonal terdapat dalam setiap pusat kegiatan di atas.

2.08.00-08.30
Kegiatan Pendahuluan
(Morning Time) Kegiatan pendahuluan: guru dan anak berada dalam kondisi lingkaran. Guru menyapa anak-anak, berdoa, bercakap-cakap pengalaman anak, tema dan sub tema, tujuan yang akan dicapai. Guru juga memperkenakan pusat kegiatan yang sudah disiapkan, dan kegiatan yang dapat dilakukan anak-anak.
3.08.30-10.00
Kegiatan Inti
(Choice Time) Anak berada di pusat kegiatan sesuai pilihannya dan setelah selesai di pusat kegiatan yang satu bergerak pada pusat kegiatan yang lainnya, seperti dari pusat kegiatan bahasa-pusat kegiatan matematika -  spasial – musik – kinestetik – natural.
Sementara guru menemani anak-anak bermain sambil mengamati dan mengevaluasi perkembangan potensi MI anak dengan menggunakan lembar pengamatan. Sesekali guru bertanya, bercakap-cakap, dengan anak dan membantu anak manakala  ada yang  membutuhkannya.
4.10.00-10.30
Istirahat (Snacks) Anak-anak berada di snack center, pada pusat kegiatan ini anak istirahat sambil makan makanan bekal dari rumah masing-masing. Pada saat ini anak belajar  mengaktualisasaikan seluruh potensi kecerdasannya, seperti kecerdasan personal (intrapersonal, interpersonal).
5.10.30-11.00
Kegiatan akhir Kegiatan refleksi: guru dan anak bercakap-cakap, tentang kegiatan yang menyenangkan dan yang kurang menyenangkan atau sulit dilakukan anak-anak.
Penilaian: guru meminta anak untuk menunjukkan dan menjelaskan proyek/produk kegiatannya dan guru memberikan komentar positif. Guru memberikan catatan pada hasil karya anak, dan memajangkan hasil karya masing-masing di tempat yang telah disediakan.
Kegiatan diakhiri dengan doa sebelum pulang.
Deskripsi kelima tahap kegiatan dalam penerapan DAP dengan mengintegrasikan teori MI adalah sebagai berikut.
1.Tahap pra pembelajaran (Phase set up an environment)  
Seting lingkungan kelas merupakan kegiatan pra pembelajaran. Pada tahap ini, guru  dan peneliti menciptakan kelas menjadi 6  pusat belajar. Pada setiap pusat belajar  guru memberikan label, menyiapkan  dan menata berbagai bahan, alat-alat, dan permainan yang dapat dipilih oleh anak. Penamaan setiap pusat belajar, menggunakan terminology MI untuk membantu anak menjadi mengenal dengan kecerdasannya. Sementara kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dijadikan payung untuk enam kecerdasan lainnya Daly (Hoerr, 2010). Contoh label, untuk setiap pusat belajar: (a) bahasa (mari membaca mengenal pak tani), (b) logika–matematika (mari bermain angka dengan pak tani/berhitung yu), (c) musical (mari membuat musik dangan pak tani), (d) Spasial (mari mencari jejak sawah/rumah pak tani), (e) bodi–kinestetik (mari menjadi pak tani), (f) naturalis (mari menanam padi). Berikut contoh di antaranya dari keenam pusat belajar yang dikembangkan, yaitu sebagai berikut.
a.Pusat kegiatan bahasa: disiapkan taman bacaan, seperti  cerita “Pak Tani”, cerita “ Cara Menanam Padi”, kartu huruf-kata, (kosa kata tema “Tanaman Padi”), dan peralatan untuk menggambar dan menulis, dan teks lagu “Tepuk Padi”.
Contoh pusat kegiatan bahasa:

Gambar 1: mengajak anak mengenal buku

Gambar 2: mengajak anak mengenal tulisan

b.Pusat kegiatan spasial: disiapkan alat-alat untuk membuat miniatur  rumah dan sawah pak tani  dari kertas manila, karton, dan dilengkapi  manik-manik miniatur  perlengkapan tanaman padi, perlengkapan membuat  mozaik  dari biji padi dan beras yang diberi warna (hijau, merah, hitam, dan putih).
Contoh pusat kegiatan spasial:

Gambar 3: membuat mozaik dari biji-biji beras

Gambar 4: membuat pinger painting mencari jejak rumah Pak Tani

c.Pusat kegiatan logika-matematika: disiapkan berbagai bentuk geometri untuk membuat model pak tani dan rumah pak tani, biji padi untuk diisikan pada  tempat yang ada angkanya, papan permainan ular tangga dengan miniatur pak tani.
Contoh pusat kegiatan logika-matematika

Gambar 5: berbagai bentuk geometri membuat model pak tani/rumah pak tani

Gambar 6: mengenal angka dan mencocokkan dengan jumlah biji padi

d.Pusat kegiatan musical: disiapkan alat-alat (kaleng, toples dari plastic) untuk membuat beragam bunyi musik yang terbuat dari biji-biji padi dan beras (bunyi yang dihasilkan dari sati biji padi, dua biji padi dan seterusnya), dan batang padi untuk membuat terompet
Contoh pusat kegiatan musikal

Gambar 7: berbagai jenis bijian untuk membuat music

e.Pusat kegiatan kinestetik: diantaranya disiapkan perlengkapan untuk membuat flaydough miniature sawah pak tani, peratan untuk membuat bebegig sawah yang terbuat dari benang wol,  bola pingpong, lidi, dan manik-manik untuk bagian mukanya.
Contoh pusat kegiatan kinestetik

Gambar 8: bahan-bahan untuk merangkai bunga dari bahan miniatur tanaman padi

Gambar 9: bahan-bahan untuk membuat orang-orangan di sawah pak tani

f.Pusat kegiatan naturalis: di luar kelas disiapkan pohon padi, biji padi, tanah, air, dan peralatan untuk memilih bibit padi yang unggul, topi pak tani, dan peralatan untuk menanam padi.
Contoh pusat kegiatan natural

Gambar 10: peralatan untuk membuat pembibitan tanaman padi

Dalam menciptakan  setting kelas ini, orientasinya untuk mengembangkan  strategi: (a) multiple intelligences–focused centers (Rettig, 2005); (b)  curriculum-based centers; (c) thematic centers (Nicholson and Nelson 1998; Armstrong,  2009; Campbell, and Campbell, 1999). MI center didesain  oleh guru untuk memberikan kesempatan pada anak melakukan eksplorasi sesuai dengan minatnya dalam upaya menstimuli kecerdasan  anak   (Armstrong, 2009; Smidt,  2007; Hoerr, dkk., 2010; Fleetham,  2006). Seorang guru yang sukses akan mempertimbangkan bagaimana guru  akan mengatur lingkungan kelasnya dan kemudian bagaimana guru akan mengelola setiap hari kegiatannya apakah berada di dalam atau di luar kelas. Organisasi kelas adalah 'cara di mana kelas dan kegiatan kelas ini disusun untuk memfasilitasi pengajaran dan belajar' Pollard and Tann (Bilton, 2010); Bradford and Vernon (2000).  Guru yang efektif mendirikan sebuah lingkungan yang mengundang dan menopang investigasi. Guru aktif menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan dalam berbagai cara dan pada berbagai tingkat kecanggihan (Wilson,  2008). Organisasi kelas yang baik adalah dasar dari pembelajaran yang efektif. Kelas yang terorganisir dan  dikelola dengan baik akan tampak menggambarkan harapan  yang jelas (Morrow, 2007); Anderson (Whitebread and  Coltman,  2008).

2.Tahap pendahuluan (Phase morning time)
Kegiatan pendahuluan, dilakukan secara klasikal dalam bentuk lingkaran. Tujuan kegiatan ini  yaitu untuk  mengkondisikan anak dalam suasana siap melakukan eksplorasi sambil bermain dan belajar. Kegiatan pada tahap ini meliputi: kegiatan berdoa bersama sebelum belajar (doa mau belajar), dilanjutkan dengan kegiatan pemberian salam baik dari guru terhadap anak-anak  juga antar anak yang satu dan anak yang lainnya. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian informasi (berita) seputar tema dan subtema, menunjukkan pusat-pusat belajar yang sudah disiapkan,  menyampaikan tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh anak-anak. Mendiskusikan aktivitas, alat-alat, dan produk akhir dari setiap pusat belajar. Pada saat ini, guru bersama anak membuat aturan-aturan secara sepakat, apa yang seharusnya mereka perhatikan selama aktivitas (Nelson, 1998, p. 50).
Contoh aktivitas guru dan anak

Gambar 11: Guru bercakap-cakap dan bernyanyi bersama anak-anak

Gambar 12: Guru memperkenalkan tema “Tanaman Padi”

3.Tahap kegiatan inti (Phase choice time)
Choice time merupakan  kegiatan inti, di mana guru mengajak anak-anak untuk memilih salah satu dari 6 pusat belajar yang paling disukainya terlebih dahulu, kemudian beralih ke pusat belajar berikutnya. Hal ini sebagaimana dikemukakan Hoerr, dkk., (2010); Anderson, dkk., (Whitebread and Coltman, 2008) “When children finished their assigned jobs they were free to go to other centers”. Pilihan yang ada, yang telah disiapkan pada pra kegiatan sebagaimana telah dikemukakan di atas. Berikut ini contoh aktivitas anak pada saat berada di pusat belajar,  setiap anak baik secara individu atau kelompok melakukan eksplorasi, di antaranya aktivitas anak dalam setiap pusat belajar, dapat dilihat pada kegiatan berikut ini.



a.Pusat kegiatan bahasa:

Gambar 13:  anak mengamati gambar, membaca  cerita “Pak Tani”, cerita “ Cara Menanam Padi”

b. Pusat kegiatan spasial:

Gambar 14: anak sedang mencari jejak rumah pak tani dengan pinger painting

Gambar 15: anak membuat model pak tani



g.Pusat kegiatan logika-matematika:

Gambar 16: anak sedang bermain ular tangga untuk menemukan rumah, sawah pak tani  sambil mengenal symbol angka

h.Pusat kegiatan musik:

Gambar 17: anak sedang mencoba membuat musik dari biji-bijiaan di antaranya biji padi

i.Pusat kegiatan bodi-kinestetik:

Gambar 18: anak sedang merangkai pas bunga dari miniature bahan tanaman padi

Gambar 19: anak sedang membuat mozaik dari biji beras

j.Pusat kegiatan natural:

Gambar 20: anak di luar kelas sedang mencari bibit padi yang dapat ditanam (permainan tenggelam dan terapung)


Gambar 21: anak sedang menanam bibit padi


Gambar 21: anak sedang menanam tanaman padi
Pada umumnya anak-anak dikondisikan  untuk bermain pada semua pusat belajar.  Selama anak ada di pusat-pusat belajar, guru bersama anak terlibat bermain, menstimuli, memberikan tantangan pada  anak agar anak melakukan  eksplorasi sambil bermain. Selama itu pula, guru dan peneliti melakukan penilaian secara outentik terhadap perkembangan MI anak.

4.Tahap kegiatan istirahat/makan (Phase lunchtime and snacks).
Kegiatan ini dilakukan untuk memberi waktu pada anak istirahat sambil makan snack yang sudah disiapkan dari rumahnya masing-masing.Kegiatan ini dimanfaatkan untuk membina kebiasaan yang baik pada saat makan. Anak dibiasakan mencuci tangan, berdoa sebelum makan, dan tertib saat makan, bahkan anak-anak dibiasakan saling berbagi manakala ada anak yang tidak membawa bekal. Menurut Krogh, dkk., (2001) pada tahap ini merupakan cara yang tepat untuk mendorong anak berperilaku independen dan interaksi sosial. Pada pusat kegiatan ini, guru memanfaatkan waktunya untuk mengajarkan mereka cara yang paling efisien dalam melayani diri mereka sendiri, cara terbaik untuk menggunakan peralatannya, dan cara yang sederhana dalam mengajarkan sopan santun (adab saat makan).

5.Tahap kegiatan akhir/penutup
Kegiatan penutup  merupakan waktu yang tepat bagi guru untuk mengajak seluruh anak berkumpul, berdiskusi tentang apa yang telah mereka lakukan, mengevaluasi aktivitas, menunjukkan hasil karya anak-anak. Kegiatan ini juga digunakan  oleh guru untuk melakukan refleksi bersama anak, terkait apa yang menyenangkan bagi mereka dan mengajak mereka untuk memajang hasil karyanya, setelah itu mereka juga dapat diajak untuk merencanakan kegiatan sesuai subtema untuk hari berikutnya (Krogh, dkk., 2001). Kegiatan ini diakhiri dengan berdoa bersama. Berikut dikemukakan contoh pajangan hasil karya anak.






C.Penilaian kecenderungan potensi MI anak
Hasil yang diharapkan dari penilaian terhadap MI anak, yaitu mendeskripsikan kecenderungan profile kelas dalam perkembangan setiap kecerdasan, dan profile MI setiap anak. Untuk mendapatkan gambaran tersebut terdapat beberapa cara penilaian yang dilakukan secara berkelanjutan dan outentik baik melaui proses pembelajaran maupun produk, di antaranya menurut Fleetham (2006); Horwath (2010); Smidt (2007);  Hoerr  (2000); Hoerr  (2010); Baum (2005);  Pyle and DeLuca,  (2013)  374) guru mengamati perilaku anak, berbicara dengan anak, menggunakan data penampilannya, menggunakan sampel pekerjaan atau hasil karya anak.
Penilaian proses yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu melalui teknik pengamatan yang dilakukan baik oleh guru maupun peneliti, sejak  tahap kegiatan pendahuluan, tahap kegiatan inti, tahap istirahat, sampai tahap kegiatan akhir (Armstrong, 2009). Menurut  Gardner (Nelson, 1998) pengamatan cara yang ampuh untuk menilai kecerdasan majemuk anak (observation alone is a powerful way to assess students MI). Lebih lanjut, Baum (2005); Whitebread (2008);  Fleetham (2006); Armstrong (2009); (Hoerr (2010)  mengemukakan bahwa mengamati anak dalam situasi informal juga informatif. Bagaimana mereka menyelesaikan konflik di ruang makan atau di tempat bermain, apa yang mereka pilih  untuk melakukan sesuatu dengan waktu mereka, bagaimana reaksi dan tanggapan mereka terhadap peristiwa kehidupan nyata lainnya, semuanya itu akan memberikan gambaran terkait dengan profil kecerdasan mereka.
Menurut McMurray and Scott  (McLachlan, 2010)  dalam menetapkan teknik pengamatan agar diperoleh data yang akurat harus meliputi 11 langkah, yaitu: (1) memutuskan tujuan pengamatan, (2) memilih lokasi, (3) memilih sudut pandang pengamatan, (4) memilih kerangka waktu yang tepat, (5) melakukan penghitungan terus-menerus atau jumlah spot, (6) memutuskan berapa banyak pengamatan akan dilakukan, (7) memutuskan berapa lama untuk mengamati, (8) memutuskan apa yang harus diamati, (9) membagi area yang luas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, (10) membagi area yang luas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih spesifik, (11) lakukan pengamatan dilakukan secara lengkap.
Sesuai dengan tujuan penilaian, untuk kemudahan dalam menentukan kesimpulan setiap perkembangan kecerdasan anak, pada umumnya ditetapkan empat aspek yang dinilai, yaitu: (1) antusias, (2) enjoy, (3) keseriusan, dan (4) ketuntasan. Contoh format penilaian yang digunakan seperti berikut.

Format   :  penilaian kecerdasan linguistik
Aktivitas: ……………………………..
Nama Anak
Aspek yang dinilai A B C D Dst
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Antusias
2.Enjoy
3.Ketepatan
4.Ketuntasan

Penjelasan:
Penilaian 1, 2, 3, dan 4 menunjukkan tingkatan nilai yang diperoleh anak.
1=  mulai berkembang  dalam beberapa keterampilan;
2 = menunjukkan perkembangan dalam keterampilan dan kreasi;
3 = perkembangan  konsisten dalam tingkat keterampilan dan minat;
4 = perkembangan  tinggi dan keterampilan yang sangat baik.
Selain menggunakan  teknik penilaian dengan pengamatan, untuk lebih memberikan gambaran perkembangan MI anak, penilaian dilengkapi dengan teknik penilaian portfolio terhadap dokumentasi hasil karya anak. menurut Nelson (1998);  Campbell, and Campbell (1999) arsip  atau dokumen portofolio merupakan alat penilaian yang sangat berharga.
Khusus untuk beberapa pusat kegiatan belajar dikembangkan berbasis proyek, seperti pada  pusat kegiatan naturalis, anak mempunyai proyek dimulai dari memilih bibit unggul, membuat persemaian, menyiram setiap hari persemaiannya, mengmati pertumbuhannya. Dari proyek tersebut selama anak melakukan proses, maka penilaiannya menggunakan penilaian dengan teknik pengamatan,  tetapi untuk produk hasil kegiatan dijadikan dokumen portofolio. Contoh portfolio hasil karya anak, di antaranya: mozaik model ‘Pak Tani’ dari beras yang diberi warna-warni, hasil kreasi merangkai pohon padi dari bahan-bahan miniature, finger fainting (model sawah), model rumah pak tani dari kertas (berbagai bentuk geometri), membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin dan playdoch sesuai subtema.  Adapun aspek yang dinilai dari dokumen portofolio ini, meliputi aspek: (1) keaslian ide, (2) kreativitas, (3) ketepatan, (4) tampilan secara keseluruhan.

Sabtu, 12 Maret 2016

Mengenal Lukisan Sejak Anak Usia Dini


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYo4VJOpf7YCEiI872ai22bwqcAq-bQJxB3WbXJZRon41Yp-uyySxOQVrdRHxHViXJ-PqePlpAhsya77gxDszU34jng0c_hq4RBc6p7k3EvfD8VjyTozX5wwPpwcWDtQTAzCtlPQYQoSU/s320/melukis-bisa-membantu-anak-ungkapkan-perasaannya.jpg
Anak-anak sudah bisa mengembangkan dan mempunyai imajinasi dari mereka berumur 0 – 8 tahun. Anak berumur 1 tahun sudah mulai mencoret-coret bermacam-macam media. Ia mulai mempelajari dan menyerap segala yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Setiap benda yang dimainkan berfungsi sesuai dengan imajinasi anak.
Seni merupakan tokoh, membantu anak-anak untuk memahami dunia mereka. Seni membuat mereka mengekspresikan pengalaman-pengalaman dan fantasi-fantasi individu dengan cara-cara realita. Seni mengundang mereka untuk menyentuh dan melakukan eksperimen, mengeksplorasi dan mentransformasi.
Bagaimana cara mengajarkan pembelajaran seni rupa pada anak usia dini? Seperti yang kita ketahui setiap orang sudah mengenal tentang seni rupa. Dalam kehidupan kita untuk melengkapi dirinya dengan berbagi peralatan dan penunjang untuk menyempurnakan pekerjaannya. Seni sebagai alat terapi, ungkapan dan komunikasi. Pembelajran seni rupa pada anak usia dini memerlukan pengelolaan sesuai dengan karakteristik dan situasi sosial yang tenang untuk keberhasilan belajar anak usia dini. Sehingga anak dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman hidup mereka sendiri.
Sebagai guru kita harus dapat menciptakan lingkungan kerja, suasana yang mendukung dimana anak-anak dapat merasa aman, nyaman dan terlindung secara emosional. Agar pengalaman seni mereka penuh eksplorasi, tidak mengancam dan menyenangkan.
Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini 
Sebagai orang tua kita harus dapat menciptakan lingkungan belajar, suasana yang mendukung dimana anak-anak dapat merasa aman, nyaman dan terlindung secara emosional. Agar pengalaman seni mereka penuh eksplorasi, tidak mengancam dan menyenangkan.
Pengertian Seni Rupa
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang tidak terbatas.
Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Untuk anak usia dini, belajar seni rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena dapat juga memberikan efek fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak akan dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.
Seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya dapat dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut. Namun tidak menutup kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun tidak nyata) atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh sesuatu yang tampak, misalnya sebuah foto kayu : disitu seolah-olah kita melihat adanya tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya.
A.    Pengelolaan Seni Rupa dalam Pembelajaran pada Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini memerlukan pengelolaan sesuai karakteristik dan situasi sosial yang kondusif untuk keberhasilan belajar anak usia dini. Sifat pembelajarannya yang kooperatif dengan sebagian kelompok kecil maupun besar, bertangung jawab, belajar menunggu giliran, bekerja tanpa mengganggu teman, membereskan alat, mengambil keputusan, memilih kegiatan, dan kesemuanya terjadi tanpa tekanan.
Pelaksanaan perencanaan juga berorientasi kearah perkembangan individu anak. Kemampuan anak tidak sama. Untuk itu guru atau orang tua perlu mengetahui perkembangan anak agar dapat memberikan kegiatan sesuai kebutuhan anak yaitu perkembangan emosi dan sosial, motorik kasar dan halus, pengamatan dan ingatan, penglihatan dan pendengaran serta mengekspresikan dan menerima bahasa.
Dalam setiap macam perkembangan tersebut, anak kadang-kadang sangat cepat, sedang-sedang saja atau lamban daya tangkap atau peningkatannya. Bagi yang sudah mahir, dipersiapkan tugas untuk anak yang bervariatif. Tugas itu diharapkan mampu ia selesaikan. Bagi yang sedang-sedang tugas, hampir sama degan yang sudah mahir, dengan bentuk yang sudah tersedia atau boleh ia pilih sendiri yang sama. Bagi yang kurang dipersiapkan yang lebih sederhana. Pujian juga sama diberikan kepada mereka. Di sinilah pengertian yang harus ditunjukkan agar anak merasa berhasil dalam tingkat kemampuannya.
Pengelolaan waktu yang mereka butuhkan akan sangat bervariasi. Tidak ada jenjang pendidikan yang sangat kompleks seperti pendidikan anak usia dini. Semuanya dilakukan dengan santai tanpa menekan. Lama pembelajaran anak bervariasi melihat situasi dan kemampuan anak. Karena masa transisi anak dari perubahan usia emosi penyesuaian diri juga berbeda. Dengan sekolah anak akan lebih terbantu.
Pengelolaan materi tediri dari berbagai macam media permainan edukatif : pasir, air, bangunan berbagai karya seni dan materi kreatifitas lainnya. Materi ini dikembangkan sesuai kebutuhan anak. Diharapkan interaksi antara media dan anak dapat berjalan semaksimal mungkin. Keluwesan ini membuat setiap anak merasa berhasil dan permasalahan dapat diatasi
.
B. Variasi Seni Rupa yang Memperkaya Media Pendidikan
Permainan untuk anak usia dini sangat banyak variasinya. Dari yang sederhana sampai yang sulit atau benar-benar meningkatkan daya pikir anak. Kegiatan untuk anak usia dini tidak terlalu terpojokan dengan penuh masalah dan kerumitan. Pedoman utama ialah sebanyak mungkin semua dikerjakan anak, diciptakan anak tanpa terlalu banyak campur tangan. Beri kesempatan yang cukup untuk berinteraksi. Memberikan Macam-macam permainan misalnya : Permainan manipulatif yaitu memainkan alat-alat yang akan memberi kesempatan mengajarkan konsep dari warna, bentuk, ukuran jumlah, bilangan, sampai membandingkan, menyamakan. Permainan imajinasi dini dimunculkan untuk mempersiapkan situasi professional dengan berbagai media yang dimiliki sesuai minatnya.
C.  Peranan Seni Rupa Peranan Bagi Anak Usia Dini
Bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang penting. Kegembiraan anak nampak dan terlihat disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba dan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya anak-anak berkarya melalui seni rupa, mereka akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang diinginkan. Dalam kelompok mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan karyanya sesuai dengan gagasannya. Apabila anak berhasil berkarya, dengan spontan ia akan berteriak dan bergerak, menandakan kegembiraannya. Anak berkarya sesuai dengan daya fantasinya dan apa yang dicapainya perlu mendapat pemahaman/pengertian orang lain. Bermain sangat berguna bagi perkembangan anak untuk persiapan dalam kehidupan masa dewasa. Permainan dimaksudkan antara lain : Permainan “membentuk”; melatih anak untuk berkarya. Permainan “fungsi”; melatih berbagai macam aktivitas fisik. Permainan “peranan”; berguna untuk menyiapkan anak mampu melakukan peranan dalam kehidupan di kemudian hari. Permainan “menerima”; berguna untuk memupuk kemampuan menerima kebudayaan.



MANFAAT PENDIDIKAN SENI RUPA UNTUK ANAK USIA DINI

Secara alamiah anak sudah memiliki seni. Dari mereka berumur 0 – 8 tahun. Anak-anak sudah bisa mengembangkan dan mempunyai imajinasi. Anak berumur 1 tahun sudah mulai mencoret-coret apa saja. Ia mulai mempelajari dan menyerap segala yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Setiap benda yang dimainkan berfungsi sesuai dengan imajinasi si anak.
Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan bagaimana cara mengajarkan pembelajaran seni rupa pada anak usia dini. Seperti yang kita ketahui setiap orang sudah mengenal tentang seni rupa. Dalam kehidupan kita untuk melengkapi dirinya dengan berbagi peralatan dan penunjang untuk menyempurnakan pekerjaannya. Seni sebagai alat terapi, ungkapan dan komunikasi. Pembelajran seni rupa pada anak usia dini memerlukan pengelolaan sesuai dengan karakteristik dan situasi social yang kondusif untuk keberhasilan belajar anak usia dini. Sehingga anak dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman hidup mereka sendiri.

Pengertian Seni Rupa
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).
Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Untuk anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika belajar tentang seni rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak akan dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.
Seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya dapat dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb. Namun tidak menutup kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun tidak nyata) atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh sesuatu yang tampak, misalnya sebuah foto kayu : disitu seolah-olah kita melihat adanya tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya.

Pengelolaan Seni Rupa dalam Segi Pembelajaran pada Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini memerlukan pengelolaan sesuai karakteristik dan situasi sosial yang kondusif untuk keberhasilan belajar anak usia dini. Sifat pembelajarannya yang kooperatif dengan sebagian kelompok kecil maupun besar, bertangung jawab, belajar menunggu giliran, bekerja tanpa mengganggu teman, membereskan alat, mengambil keputusan, memilih kegiatan, dan kesemuanya terjadi tanpa tekanan melainkan berjalan alamiah.
Anak belajar mematuhi aturan yang dibuat bersama dalam kelas, dating tepat waktu, cara mendapat perhatian dari guru, cara guru meminta perhatian dari anak. Anak dapat mengatur management atau pengelolaan kelas berarti dapat mengatur bahan dan kelompok kegiatan. Ada yang bekerja di meja, di lantai, dengan beragam instruksi untuk banyak kelompok, mengikuti kemajuan setiap anak, fleksibel, bisa juga statis atau dinamis, menjadi non produktif atau sangat produktif. Hal ini juga mempertimbangkan tumbuh kembang EQ mereka (Berliner dalam Tolopan; 1978)
Guru yang mengelola kelas yang efektif juga akan membuat anak berhasil. Dari yang tersebut di atas akan diketahui bahwa memang program TK terdiri ataspembiasaan dan perkembangan dasar. Jadi pelaksanaan perencanaan juga berorientasi kearah dua tujuan itu, dengan mengamati perkembangan individu anak. Di dalam kelas ada kelompok-kelompok sesuai kemampuan. Kemampuan anak tidak sama. Untuk itu guru perlu mengetahui perkembangan anak agar dapat memberikan kegiatan sesuai kebutuhan anak yaitu perkembangan emosi dan sosial, motorik kasar dan halus, pengamatan dan ingatan, penglihatan dan pendengaran serta mengekspresikan dan menerima bahasa.
Dalam setiap macam perkembangan tersebut, anak kadang-kadang sagat cepat, sedang-sedang saja atau lamban daya tangkap atau peningkatannya. Bagi yang sudah mahir, dipersiapkan bentuk yang dapat mereka jiplak, gunting, tempel dan warnai. Tugas itu diharapkan mampu ia selesaikan. Bagi yang sedang-sedang tugas, hampir sama degan yang sudah mahir, dengan bentuk yang sudah tersedia atau boleh ia pilih sendiri yang sama. Bagi yang kurang dipersiapkan kertas yang hanya diberi garis lurus yang perlu ia gunting. Pujian juga sama diberikan kepada mereka. Di sinilah pengertian yang harus ditunjukkan agar anak merasa berhasil dalam tingkat kemampuannya (Fisher dalam Tolopan; 1991)
Pengelolaan waktu yang mereka butuhkan akan sangat bervariasi. Tidak ada jenjang pendidikan yang sangat kompleks seperti pendidikan anak usia dini. Semuanya dilakukan dengan santai tanpa menekan. Lama anak di TK bervariasi antara dua setengah sampai tiga setengah jam di sekolah. Enam hari seminggu atau melihat situasi dan tempatnya. Untuk kelompok bermain dapat diadakan tiga hari dalam seminggu. Jadwal di TK seperti pembukaan, inti, dan penutup, dapat saja untuk TK A dan B berlainan. Karena masa transisi anak TK A dan B berlainan. Bila anak di TK A dipaksakan untuk sudah mampu mengikuti program yang sama dengan kelas TK B, maka anak akan sangat tertekan dan tidak menyukai sekolah. Untuk itu maka dibutuhkan keluwesan penjadwalan, misalnya dengan ditukarnya inti dan pembukaan dengan maksud supaya anak-anak lebih bebas memilih kegiatan yang diminati dan mengendalikan emosi pada masa penyesuaian diri dengan sekolah akan lebih terbantu. Dari waktu ke waktu selama anak melaksanakan kegiatan, pasti ada saat-saat guru minta perhatian anak. Untuk itu dapat digunakan tanda guru yang tidak terlalu keras, tetapi cukup memberi tanda minta perhatian.
Pengelolaan materi tediri dari berbagai macam alat permainan edukatif : pasir, air, bangunan berbagai karya seni dan materi kreatifitas lainnya. Materi ini dikembangkan guru sesuai kebutuhan anak. Diharapkan interaksi antara guru – materi – anak semaksimal mungkin. Keluwesan ini membuat setiap anak merasa berhasil dan permasalahan dapat diatasi (Berliner dalam Tolopan; 1978)

Variasi Seni Rupa yang Memperkaya Media Pendidikan
Permainan untuk anak usia dini sangat banyak variasinya. Dari yang sederhana sampai yang sulit atau benar-benar meningkatkan daya pikir anak. Kegiatan untuk anak usia dini tidak terlalu terpojokan dengan penuh masalah dan kerumitan. Pedoman utama ialah sebanyak mungkin semua dikerjakan anak, diciptakan anak tanpa terlalu banyak campur tangan. Beri kesempatan yang cukup ,interaksi guru yang berarti, komentar bukan basa-basi, beri pujian yang keluar dari hati sanubari dan bersungguh-sungguh.Macam-macam permainan misalnya : Permainan manipulatif yaitu memainkan alat-alat yang akan memberi kesempatan mengajarkan konsep dari warna, bentuk, ukuran jumlah, bilangan, sampai membandingkan, menyamakan, dll. Permainan imajinasi dini dimunculkan guru dengan mempersiapkan situasi professional dengan berbagai atribut yang dimiliki profesi tersebut.

Perlunya Pembelajaran Seni Rupa Pada Anak Usia Dini
Menurut Sternberg ,kualitas emosional yang tampaknya penting, penting bagi keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan- keputusan secara mantap. Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan sesorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. (Sternberg, Saloveri dalam Tolopan; 1997)
Menurut Pitcer (1982) mengatakan kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Dengan seni rupa akan membantu anak-anak untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka. Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul. Melalui belajar kelompok dituntut untuk bekerjasama, mengerti orang lain. Anak merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya.Menurut Goleman (1995) mengatakan bahwa idealnya seseorang dapat menguasai ketrampilan kognitif sekaligus ketrampilan sosial emosional.Melalui bukunya yang terkenal “Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spektrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Perkembangan Kognitif tidak dating dengan sendirinya. Untuk mendorong pertumbuhan, kurikulum yang disusun berdasarkan atas taraf perkembangan anak. Serta harus dapat memberikan pengalaman pendidikan yang spesifik yaitu melalui pendidikan senirupa di sekolah.
Dari berbagai kegiatan berkarya seni, penulis mengambil beberapa kegiatan yang biasa dilakukan anak pada saat pembelajaran, yaitu :

1. Menggambar
Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan anak sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan yang diberikan anak akan termotivasi membuat gambar.
Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu cara manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu bentuk bahasa.Ada 3 tahap perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara anak menggambar:
Pertama, tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun. Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang kusut.Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali. Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.
Tahap ketiga, pada anak usia 3 ½ – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun sudah lebihTujuan menggambar bagi anak :
1. Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri
2. Mengembangkan daya kreativitas
3. Mengembangkan kemampuan berbahasa
4. Mengembangkan citra diri anak

2. Finger Painting (Lukisan Jari)
Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari salah satu kegiatan di area seni yaitu kegiatan melukis dengan jari tangan atau bisa dikenal dengan nama finger painting.
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
- Dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otot-otot
kecil dan kematangan syaraf.
- Mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warna-warna yang terang kita dapat mengetahui kondisi emosi anak, kegembiraan dan kondisi-kondisi emosi mereka.
- Mengenalkan konsep pencampuran warna primer, sehingga menjadi warna yang sekunder dan tersier.
- Mengendalkan estetika keindahan warna.
- Melatih imajinasi dan kreatifitas anak.
Ada beberapa metode atau cara dalam kegiatan finger painting :
• Menggunakan teknik basah (kertas dibasahi dulu)
• Menggunakan teknik kering (kertas tidak perlu dibasahi)

3. Melukis
Salah satu kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya kesenangan tetapi juga mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan anak-anak selagi mereka belajar melukis. Pelajaran melukis dapat diawali oleh anak yang berusia 4-6 tahun atau usia TK. Media yang digunakan untuk melukis pada anak usia dini biasanya cat air, cat minyak, finger painting, dan lain-lain.
Dalam pembelajaran melukis anak-anak biasanya belajar sambil bercakap-cakap dengan temannya. Percakapan pertama mereka kebanyakan adalah tentang warna-warna yang mereka peroleh. Sambil bereksperimen dengan mencampurkan warna-warna, anak-anak itu bermain, bermain elemen seni ini dengan cara yang santai. Hal ini menjaga agar kuas dan semangat mereka tetap bekerja. Ini akan membuat mereka mengekspresikan sesuatu yang bersifat pribadi dalam lukisan.Berbeda dengan anak usia 7 dan 8 tahun, cirikhas kelompok umur mereka adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubu-ngan dengan hidup mereka sendiri. Anak-anak membuat lukisan tentang suasana hati, baik yang muram, sendu atau bersemangat dan lucu. Biasanya suasana hati mereka disampaikan oleh warna. Mereka belajar bagaimana warna pelengkap dan sejalan dapat membantu mengungkapkanide-ide.

4. Kolase
Kolase dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai macam bahan pada sehelai kertas yang diatur. Anak-anak di kelasbiasanya memilih dan mengatur potongan bentuk dari kertas, kain, bahan-bahan berstektur, lalu meletakkannya di tempat yang mereka suka. Sebagai bagian dari pengalaman mereka dapat membuat keputusan sendiri tentang penggunaan warna, ukuran dan bentuk.
Ada beberapa macam kolase yaitu:
• Kolase dengan kertas dan kain
• Kolase dengan tekstur

5. Mencetak
Mencetak dapat dilakukan anak diberbagai usia, dimulai dari anak berusia 5 tahun. Kadang-kadang seorang anak kecil akan menemukan idenya sendiri. Entah bagaimana dengan cara apa seorang anak berusia 5 tahun dalam pembelajaran mencetak anak menemukan bahwa menepukkan spons yang sudah diberi warna di atas menghasilkan rangkaian pola yang berulang-ulang (perihal mencetak, merupakan suatu kemungkinan yang menakjubkan untuk mengulanginya). Mencetak yang formal membuthkan pelat atau stempel. Stempel tersebutmemuat gambar-gambar yang diukir atau ditimbulkan, yang diberi tinta dan kemudian dipindahkan ke kertas. Stempel cetak yang paling sederhana terbuat dari Styrofoam. Selain murah juga tidak berbahaya bagi anak didik kita.
Untuk anak-anak usia 5 tahun dan 6 tahun, penting khususnya untuk menyuruh mereka mencetak dihari yang sama. Dengan cara ini mereka sungguh-sungguh memahami prosesnya. Semua anak menikmati mengeksplorasi efek-efek yang dihasilkan tekstur ini ketika pelatnya dicetak.

6. Menjiplak
Sebelum membuat cetakan apapun, anak-anak dapat menggunakannya untuk menjiplak. Mereka cukup menempatkan sehelai kertas putih diatas permukaan pelat dan dengan krayon, menggosok-gosokannya bahkan dengan keras untuk mendapatkan gambarannya. Anak-anak merasa teknik menjiplak cukup mengagumkan dan menggunakannya dengan banyak cara.
Koin-koin biasanya adalah favorit mereka. Koin adalah bahan yang sederhana dan mudah sekali didapat. Mereka dapat dengan mudah membuat banyak jiplakan yang berbeda dari obyek-obyek yang ditemukan di sekolah. Ini merupakan cara yang bagus untuk membuat anak-anak peka pada dunia sekitar mereka.

7. Membentuk
Arti kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan mewujudkan. Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan dari kata dalam bahasa Belanda “boetseren” atau bahasa Inggris “modeling”. Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya. Tetapi dalam pengembangannya, selama tidak mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi, dapat dipergunakan bahan-bahan lain seperti kertas, karton atau bahan-bahan lembaran yang sekiranya dapat dibentuk.
Bahan yang tidak pernah cukup bagi mereka adalah tanah liat. Mereka tidak bosan dengan bahan yang lengket, basah dan bisa dibentuk sesuai keinginan mereka. Anak-anak akan menghabiskan hari mereka dengan tanah liat. Mereka suka menyentuh tanah liat, untuk merasakan sensualitasnya.

Peranan Seni Rupa
Peranan Bagi Anak Usia Dini
Bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang penting. Dalam bertanya seni rupa dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak nampak dan terlihat disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba dan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya anak-anak berkarya melalui seni rupa, mereka akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang diinginkan. Dalam kelompok mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan karyanya sesuai dengan gagasannya. Apabila anak berhasil berkarya, dengan spontan ia akan berteriak dan bergerak, menandakan kegembiraannya. Anak berkarya sesuai dengan daya fantasinya dan apa yang dicapainya perlu mendapat pemahaman/pengertian orang lain. Bermain sangat berguna bagi perkembangan anak untuk persiapan dalam kehidupan masa dewasa. Permainan dimaksudkan antara lain : Permainan “membentuk”; melatih anak untuk berkarya. Permainan “fungsi”; melatih berbagai macam aktivitas fisik. Permainan “peranan”; berguna untuk menyiapkan anak mampu melakukan peranan dalam kehidupan di kemudian hari. Permainan “menerima”; berguna untuk memupuk kemampuan menerima kebudayaan.

Peranan Guru
Peranan guru di kelas adalah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dan memahami karakteristik siswa sebagai anak didik di kelasnya. Dalam melaksanakan kegiatan kelas guru harus menjadi pengelola, perencana, penyuluh dan perancang program yang baik dan tuntas. Guru yang simpatik, imajinatif, kreatif dan luas pengetahuannya. Adalah prasarat mutlak bagi guru sekolah dasar.

Peranan Sekolah

Sekolah berperan sebagai tempat membina dan melatih diri melalui pengajaran dan pendidikan untuk mengatasi segala masalah di masyarakat kelak setelah anak menyelesaikan sekolah. Di sekolah anak-anak dihadapkan pada tuntutan untuk tetap bersikap teratur berdisiplin (diam/tenang), memperhatikan petunjuk-petunjuk guru, menguasai seluruh perangkat.